Pemupukan jagung yang tepat akan memberi peningkatan pada hasil panen lebih baik. Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang umumnya ditanam pada musim panas atau kemarau.
Jika berhasil memperoleh panen melimpah, tentu petani jagung juga mendapatkan peningkatan manfaat ekonomi. Komoditi lainnya yang bisa ditanam saat musim kemarau contohnya terong, mentimun, tomat, dan kacang-kacangan serta umbi-umbian.
Pada kesempatan kali ini, fokus pemupukan komoditi jagung adalah jenis, dosis, waktu, dan pengaplikasian. Berikut informasinya.
Cara Pemupukan Jagung yang Tepat
Secara garis besar, pemupukan pokok pada tanaman ini akan dilakukan sebanyak tiga (3) kali, meliputi pemupukan dasar, pemupukan susulan pertama, dan susulan kedua.
Meski begitu, perlakuan petani dapat berubah sesuai dengan kondisi tanaman itu sendiri. Petani mungkin perlu menambahkan sesi pemupukan, misalnya di antara pemupukan susulan pertama dan kedua.
1. Jenis Pupuk
Perihal pemupukan pokok jagung, jenis pupuk dasar dan susulan umumnya berbeda. Pupuk dasar seringkali berkaitan pupuk organik, seperti kandang atau kompos, agar tanah memiliki nutrisi hara makro dasar yang dibutuhkan.
Sedangkan pupuk susulan dapat berupa jenis pupuk tunggal maupun majemuk, atau jenis cair maupun padat. Contohnya adalah pupuk cair majemuk Summa SP dalam durasi pemupukan fase vegetatif tanaman.
Lebih lanjut lagi, jenis pupuk untuk jagung berdasarkan fase pertumbuhan tanaman dibagi lagi menjadi fase vegetatif (seperti penjelasan di atas) dan fase generatif.
2. Dosis Pupuk
Berapa takaran pemupukan jagung? Dosis ini cukup spesifik tergantung pada fase pertumbuhan tanaman dan jenis pupuk yang Anda gunakan. Umumnya, petani membutuhkan pupuk organik kompos, urea SP36, KCl, ZA, dan NPK.
Dosis pada fase vegetatif cukup tinggi, misalnya untuk kompos sekitar 1,5 sampai 2 ton /ha lahan. Dosis pupuk nitrogen (N) tergantung pada kelas status hara tanah. Jika status hara tanah memenuhi, maka pupuk N kebutuhannya semakin sedikit.
Rata-rata per satu pohon membutuhkan urea dan SP36 sebanyak 150 gr, plus KCl 100 gr pada saat penerapan pupuk dasar. Saat jagung berumur 30 HST, perlu pemupukan lagi sebanyak 150 gr urea.
Tetapi jika menggunakan NPK, pada saat pemupukan dasar langsung diberikan 300 gr, lantas pada usia 30 HST perlu pemupukan lagi 200 gr urea.
Selama masa vegetatif jagung ini, petani dapat menambah pupuk majemuk cair dengan cara semprot merata ke daun dan tanah sekitar akar agar hasilnya maksimal.
3. Waktu Pemupukan
Sebagaimana penjelasan di atas, waktu pemupukan jagung terbagi menjadi 3 kali, yaitu:
- Pupuk dasar setelah penanaman benih sekitar 7 HST.
- Pupuk susulan pertama saat jagung berumur sekitar 20-30 HST.
- Pupuk susulan kedua saat jagung berumur 45-50 HST.
Berdasarkan tabel pemupukan jagung, petani dapat menambah dosis dan waktu penerapan sesuai dengan kondisi masing-masing tanaman agar hasilnya tetap terjaga maksimal.
4. Cara Penerapan/Pengaplikasian
Penagplikasian pupuk untuk jagung, jika menggunakan pupuk majemuk padat atau pupuk tunggal padat, biasanya dengan cara menanam di sekitar pohon. Hal ini berguna agar nutrisi dapat terserap maksimal, tidak berterbangan terkena angin.
Sedangkan pengaplikasian jika menggunakan pupuk majemuk cair, setelah melarutkan ke tangki lalu semprot ke daun/stomata dan area tanah sekitar akar. Hindari waktu hujan, sebab pupuk cair lebih mudah larut dan hanyut terbawa air.
Demikianlah cara pemupukan jagung untuk menjaga hasil melimpah dan panen meningkat. Secara lebih spesifik, perhatikan jenis jagung, pupuk, dosis, waktu, dan metode pemberian ke tanaman, ya!